Dikirim Oleh : WAN UMI SALIHAH BINTI WAN KAMARUDDIN
Kesabaran dalam menuntut ilmu
·
Ibnu Syihab Az Zuhri rahimahullah berkata:
“Barang siapa yang mempelajari ilmu langsung sekaligus dalam jumlah yang
banyak, maka kan pergi darinya ilmu yang banyak, dan ilmu-ilmu hanya dicari
selama berhari-hari dan bermalam-malam” (Riwayat Abdul Barr dalam Al Jami‘, I/431).
·
Abdullah bin Masud berkata:
“Tidaklah turun satu ayat kecuali aku tahu tentang apa ayat itu diturunkan,
jika aku mengetahui ada seseorang yang lebih tahu tentang kitab Allah maka aku
akan menyiapkan unta dan perbekalanku untuk menjumpainya.” (Rihlah li
tholabil Hadits, Khatib Al Baghdadi, hlm. 65,
Darul Kutub Al Ilmiyah).
Senada dengan kisah
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu sahabat lain pun sangat
bersemangat mengejar ilmu syar’i. Abu Darda radhiyallahu’anhu berkata:
“Seandainya saya mendapatkan satu ayat dari Al-Qur’an yang tidak saya pahami
dan tidak ada seorangpun yang bisa mengajarkannya kecuali orang yang berada di
Barkul Ghamad (yang jaraknya 5 malam perjalanan dari Mekah), niscaya aku akan
menjumpainya.” (Al Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir, 9/100).
·
Seorang penuntut ilmu hendaknya
sabar dan bijak dalam berinteraksi dengan gurunya. Karena mereka juga manusia
biasa mungkin terkadang salah ataupun sikapnya kurang tepat sehingga hubungan
dengannya kurang harmonis. Janganlah kendor semangatnya dan berupaya lebih
lapang dada. Allah Ta’ala berfirman:
وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًا
“Dan bersabarlah
engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari
dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti
orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti
keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.” (QS. Al Kahfi: 28).
·
Terkadang sikap keras guru itu
bertujuan mendidik dan menempa mental murid atau menguji sejauh mana
kecintaannya pada ilmu. Imam Syafi’i rahimahullah berkata:
إِصْبر على مُرِّ الجَفَا مِن مُعلِمٍّ فَإِنَّ رَسُوبَ العلمِ في نَفَرِتِهِ
“Bersabarlah terhadap kerasnya
sikap seorang guru sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya”.
Semoga
dengan uraian di atas Allah Ta’ala memberikan kesadaran
kepada para penuntut ilmu atau orang yang mencintai ilmu syar’i untuk selalu tekun
bergelut dengan agama. Dengan mengingat-ingat pahala yang besar, atau ilmu itu
jalan menuju surga, dan berbagai keutamaan lainnya ketika menuntut ilmu syar’i
niscaya semua rintangan akan terasa ringan.
Sumber : https://muslimah.or.id/14446-kesabaran-ulama-dalam-menuntut-ilmu.html